Anda mungkin pernah melihat perdebatan antar golongan di media sosial atau di tv sekali pun.
Perdebatan tersebut menyangkut akidah yang merupakan isu sensitif bagi kita sebagai masyarakat beragama.
Banyak di antara mereka yang malah meninggikan golongan sendiri dengan merendahkan golongan yang lain.
Lebih parahnya perdebatan yang berlangsung tanpa didasari dalil yang shahih dan kebenaran yang teruji yang berujung pada penyimpangan akidah.
Hal ini sebagaimana yang terjadi pada golongan-golongan seperti Mu’tazilah, Jahmiyah dan lainnya. Mereka bertaqlid kepada orang-orang sebelum mereka dari para imam sesat, sehingga mereka juga sesat, jauh dari aqidah shahihah.
Melihat penyimpangan itu, tentu ulama tindak tinggal diam.
Mereka tampil untuk meluruskan pemahaman yang keliru itu, melalui tulisan maupun debat terbuka.
Buku ini (Al-Khurasaniyah dan Al-Maghribiyah) berbicara tentang akar konflik akidah di wilayah Khurasan dan Maghrib yang merupakan pusat dan basis interaksi antara akidah salaf dengan ilmu kalam (Filsafat) pada masanya.
Al-Khurasaniyah menjelaskan perdebatan antara ulama salaf dengan kaum.
Al-Maghribiyah merupakan penjelasan akidah Qairawan (wilayah Magrib dan sekitarnya) yang dirawikan oleh Ibnu Abi Zaid Al-Qairawani, Wafat 386 H, ia menghimpun pandangan fikih, hadits, tafsir, akidah serta pandangan Imam Malik dalam berbagai hal.
Bagi pemerhati dan pencinta sejarah Islam, tentu kedua buku ini menjadi kebutuhan dan perlu untuk dibaca, mengingat materi yang disuguhkan oleh penulis merupakan akar konflik akidah dalam dunia
Isu-isu akidah dan keislaman yang sering dihembuskan oleh kaum liberal dan sekuler masa kini hanyalah merupakan kelanjutan dari apa yang dihembuskan oleh aliran-aliran seperti Murjiah, Khawarij, Muktazilah dan lalin-lain pada masa lampau.