Meluasnya dakwah Islam tak terlepas dari peran para panglima Islam.
Mereka memiliki satu tujuan: “membebaskan manusia dari perbudakan para tiran menuju penghambaan kepada Allah semata.”
Dengan keberanian, keuletan, dan keyakinan akan kemuliaan misi suci yang diembannya, para panglima Islam berhasil menaklukkan daerah-daerah baru.
Barangkali tak terbayangkan sebelumnya bahwa dua kekuatan ‘superpower’ dunia-yaitu Kekaisaran Romawi Bizantium dan Imperium Persia Sassania- kalah melawan pasukan Islam.
Bukan hanya kalah, tetapi berhasil meruntuhkan dan menggantikan kedua imperium dengan negara Islam meliputi Persia, Irak, Syam, Siprus, Turki, Mesir, hingga maghrib yang membentang dari Libia hingga Marutania di pesisir Samudra Atlantik dalam waktu 18 tahun saja.
Kisah gemilang penaklukkan para panglima Islam terus berlanjut selama kurung tiga khilafah-Umawiyah, Abbasiyah, dan Ustmaniyah.
Pada masa itu pula sebagian wilayah Eropa (Spanyol, Portugal, Prancis, Sisilia, Balkan, Eropa Tengah), bahkan pedalaman Afrika dan Asia Tengah berhasil dinaungi kasih sayang dalam keadilan Islam.
Buku ini merangkum kisah dua puluh panglima Islam yang berhasil menuliskan sejarahnya dengan tinta emas.
Terdapat nama-nama besar seperti An-Nu`man bin Muqarrin, Uqbah bin Nafi’, Saifuddin Quthuz, Rukhudin Baibars, Nurudin Az-Zanki, Shalahudin Al-Ayyubi, Muhammad bin Qasim, Qutaibah bin Muslim, Musa bin Nushair, Thariq bin Ziyad, Abdurrahman Al-Ghafiqi, Yusuf bin Tasyfin, sampai Muhammad Al-Fatih.
Kelebihan buku ini ada pada kepiawaian penulis dalam menarasikan jalinan fakta sejarah menjadi sebuah alur cerita yang menarik dengan gaya Bahasa sastra, namun tanpa kehilangan pijakan referensi yang shahih.
Membacanya serasa dibawa ke situasi zaman itu, penuh dengan perasaan bangga dan haru.
Karenanya, buku ini cocok untuk menjadi bacaan pemuda maupun orang tua dan guru dalam membangun karakter generasi harapan umat.