Inilah naskah klasik karya pendiri teologi Asy’ariah, Imam Abu Hasan al-Asy’ari atau lebih dikenal sebagai Imam Asy’ari (873-935 M).
Sayangnya, meski sering dianggap sebagai akidahnya mayoritas umat Islam di Indonesia bahkan dunia, harus diakui tak banyak yang membaca kitab teologi Asy’ariyah ini.
Jangankan orang awam, jebolan pondok pesantren pun banyak yang belum menyentuh kitab babon ilmu kalam ini.
Tentu bukan berarti kitab ini sulit dipahami. Dengan memakai metode tanya-jawab dalam penulisannya, Imam al-Asyari berhasil mendedahkan persoalan ketauhidan dengan bernas dan lengkap.
Tak heran jika kitab ini ikut serta mendorong kelahiran teologi Asy’ariyah pada abad ke-4 Hijriah.