Ia adalah seorang hafidh yang besar, Zakiyyuddin Abdul ‘Adhim bin Abdul-Qawiy bin Abdullah bin Salamah Abu Muhammad Al-Mundziri, berasal dari Damaskus, namun dilahirkan dan wafat di Mesir.
Ia dilahirkan pada tahun 581 H.
Asy-Syarif ‘Izzuddin Al-Hafidh berkata,”Syaikh kita Zakiyyuddin jarang tandingannya dalam ilmu hadits dengan segala cabangnya.
Pandai tentang matan hadits yangshahih, yang saqiim (sakit), dan yang cacat beserta jalan-jalannya. Mendalam dan luas ilmunya tentang hukum, makna-maknanya, dan permasalahan-permasalahannya.
Sangat pandai tentang makna-makna hadits yang ganjil, I’rab-nya, dan lafal-lafalnya yang bermacam-macam.
Mahir dalam mengetahui perawi-perawinya, celaan terhadap para perawi hadits, dan pujian terhadap mereka, kesempurnaan mereka, sejarah kelahiran mereka, serta informasi tentang mereka.
Menjadi imam (pemuka, tokoh) yang argumentative, teguh pendirian, wara’, selektif dalam berkata-kata, dan mantap dalam meriwayatkan”.