Orang kerap bertanya, mengapa seorang utusan Allah seperti Muhammad, yang sangat disayang Tuhan dan menjadi kekasih-Nya, harus mengalami derita hebat menjelang ajal?
Bukankah Allah dengan segala kekuasan-Nya bisa saja mencabut penderitaan kekasih-Nya itu lalu menggantinya dengan kenikmatan?
Tak lama kemudian terlihat dahi Rasulullah menggerenyit.
Betapa berat derita yang dipikul Rasullah. Tapi, lelaki agung ini sama sekali tidak mengeluh.
Ia bahkan tampak bahagia saat mengucapkan kalimat ini perlahan-lahan: ‘Ya Allah, betapa dahsyat kematian ini.
Timpakan saja semua siksa sakratul maut ini kepadaku, jangan pada umatku...’ Selamat jalan Muhammad, seorang anak manusia yang kepadanya diturunkan wahyu, yang kepadanya Allah dan bermiliar-miliar malaikat berkirim salam dan shalawat, yang kepadanya kini seluruh kaum muslimin becermin diri dan mengambil teladan.
Buku kecil ini berisi 12 cerita menarik tantang Rasulullah saw, selama tiga bulan sebelum beliau wafat.
Kisah-kisah haru dan sedih inilah yang barangkali membuat buku ini dicari dan laku di pasaran.
Buku ini ditulis dengan merujuk pada sejarah yang ditulis oleh Muhammad Husin Haekal dalam buku, Hayaatu Muhamnmad.