Falsafah Sedulur Papat Kalima Pancer adalah falsafah Jawa Kuno yang memiliki makna spiritual teramat dalam.
Kelima elemen dasar dalam falsafah tersebut berbicara tentang kelahiran seorang manusia (jabang bayi) yang tidak lepas dari empat duplikasi penyertanya.
Duplikasi tersebut dimaknai sebagai sedulur (saudara) yang tak kasat mata, yang akan menyertai kehidupan seseorang sejak lahir hingga matinya.
Kesadaran kosmik tentang adanya saudara penyerta dalam falsafah Sedulur 4 Ka-5 Pancer pada akhirnya akan mengaktifkan potensi dalam diri seseorang.
Seseorang yang mampu menggali potensi Sedulur Papat Kalima Pancer akan menjadi seseorang yang sukses seutuhnya.
Pada tingkat kesadaran tertentu orang tersebut bahkan dipercaya dapat mencapai “kesaktian” yang supranatural.
Leluhur Nusantara memahami jagat raya tercipta melalui sanggama energi Bapa Akasa dan Ibu Pêrtiwi.
Dari sanggama itu terlahirlah pancamahabhuta (lima elemen alam): tanah, air, api, udara, akasa.
Manusia pun tercipta melalui sanggama energi Bapa Akasa dan Ibu Pêrtiwi yang menyusup ke dalam sperma bapa dan ovum ibu.
Dari sanggama itu terlahirlah kita dan empat saudara kita, yang dikenal dengan Sêdulur Papat Kalima Pancêr, yaitu Kakang Kawah (ketuban) penguasa elemen tanah, Gêtih (darah) penguasa elemen air, Adhi Ari-Ari (plasenta) penguasa elemen api, Pusêr (tali pusar) penguasa elemen udara, dan Pancêr (diri kita) penguasa elemen akasa.
Sêdulur Papatlah yang membentuk tubuh kita; tanpa mereka kita tak akan pernah terlahir ke dunia.
Melalui mereka pulalah kita bisa mengalami kematian sempurna hingga manunggal dengan Sangkan Paraning Dumadi (Tuhan).
Ajaran Sêdulur Papat Kalima Pancêr adalah puncak spiritualitas Nusantara yang memungkinkan kita untuk hidup selaras dengan alam, melebur emosi rendah ke dalam emosi luhur melalui proses menyalakan nar (api) untuk mendapatkan nur (cahaya), serta menciptakan keajaiban dan keberlimpahan dalam hidup keseharian.
Didasarkan pada 44 lontar warisan leluhur Jawa dan Bali, buku ini membahas:
Proses kejadian Sêdulur Papat dan sang jabang bayi.
Transformasi Sêdulur Papat Kalima Pancêr: Pancabhuta, Pancaratu, Pancadewata.
Kawisesan Sêdulur Papat: Sêgara tanpa Têpi, Tapaking Kuntul Anglayang, Galihing Kangkung, Isining Buluh Bumbang, Lontar tanpa Tulis.
Ilmu kematian dan mati sajêroning urip (mati di dalam hidup).
Meditasi Kanda Pat untuk mengakses kekuatan Sêdulur Papat.
Ritual untuk terhubung dengan Sêdulur Papat.
Perlindungan dan penyembuhan dengan energi Sêdulur Papat.