Kia rela membohongi anaknya dan mengatakan bahwa masakan yang ia sodorkan adalah masakan mamake, “Tadi pagi saat Sulang masih tidur, Mamake datang membuatkan masakan khusus untuk Sulang,” rujuknya.
Sulang melirik sekilas ke mangkuk berisi nasi dan sayur itu. Ia tampak bergairah lalu segera menyantap sesendok nasi sayur yang disodorkan Kia.
Namun dalam sekejap ekspresi mukanya berubah, makanan itu langsung ia muntahkan.
“Ini bukan masakan Mamake. Rasanya aneh!”
Buku ini berhasil memotret realitas, masa lalu yang dibenturkan dengan masa kini atau menggambar peristiwa yang melibatkan kita sebagai pembaca di dalamnya.
Secara gaya penulisan, buku ini memilih bentuk realis sehingga kita akan lebih dekat dan masuk dalam cerita.
Dengan begitu, kita akan merasa nostalgia dan kumpulan cerpen ini berusaha membangkitkan memori tentang keseharian kita.