Keberagamaan dan keagamaan, begitu juga kemanusiaan dan ketuhanan kadang memperuncing konflik individu atau kolektif, terutama saat melibatkan kekuasaan dan kepentingan ekonomi ataupun identitas.
Konflik kadang dibuat tak terhindarkan, baik yang merugikan nyawa, harta benda, masa depan generasi muda, dan lain-lain.
Tapi, tak ada manusia yang seumur hidup ingin berada dalam pertikaian.
Perdamaian dan ketenangan hati sering jadi impian dalam kehidupan, bersama-sama atau individual. Untuk itu toleransi jadi pilar kehidupan bersama.
Buku Prof. Dr. M. Quraish Shihab ini menegaskan bahwa kemanusiaan selalu beriringan dengan keberagamaan.
Dengan menampilkan banyak kisah dalam Al-Quran tentang teladan dan praktik toleransi, kisah perjalanan dakwah Nabi saw. yang diikuti oleh sahabat, tabiin, dan para ulama, buku ini membuktikan bahwa perbedaan tidak menegasikan penghormatan dan penghormatan tidak berarti pembenaran, baik dalam hubungan sesama muslim atau agama lain.
Dalam buku ini menjadi terang untuk membedakan secara tegas penilaian terhadap kesalahan, bukan membenci yang bersalah.
Membenci kedurhakaan, tetapi mengasihi dan memaafkan yang berdosa.
Mengkritik pendapat dengan tetap menghormati pengucapnya, menyembuhkan penyakit dan mengusir penderitaan, bukan mengenyahkan yang sakit, bukan juga mengusir penderita.