"Asyik itu yang mengasyiki, Masyuk itu yang diasyiki. Jadi buku ini menyeret kita untuk mentawafi pengalaman Tuhan yang mengasyiki hamba-hamba-Nya.
Kita menyangka kita juga mengasyiki-Nya, padahal aslinya yang asyik maupun yang masyuk adalah Ia sendiri." (Emha Ainun Najib)
Buku yang dibuka dengan lirik lagu "Nadian" (Sujiwo Tejo) lengkap dengan barcode menuju link pengunduhan ini menyuguhkan kisah-kisah sederhana dengan perjalanan makna yang cukup dalam.
Lagu pembuka bernuansa romance religi ini rasanya telah memberikan sedikit gambaran tentang buku ini. Seperti misalnya pada lirik:
Nadian aku tansah kalingan sliramu
(Meskipun aku selalu ingat akan diri-Mu)
Nadian tansah kelingan sedyamu
(Meskipun selalu ingat semua perintah-perintah-Mu)
Nadian aku tan nggandeng tanganmu Tan biso tanganku
Meskipun aku ingin memegang tangan-Mu (Tangan disini di artikan semacam kasih sayang-Nya) tetapi tak mampu tangan ku.
Sepenggal lirik di atas berkisah tentang sebuah perjalanan spiritual untuk mengenal Tuhan lebih dekat.
Bahwasanya meskipun kita selalu ingat, tau segala perintah dan larangan Tuhan, namun sejatinya kita belum tentu sepenuhnya mampu mewujudkan sebuah ketauhidan/keyakinan kepada-Nya.