Hadis-hadis tersebut secara spesifik menjelaskan bagaimana Islam sangat akrab dengan cinta dan kasih sayang yang menyeluruh untuk semua makhluk hidup.
Selanjutnya, tiap hadis dijelaskan dengan cerita-cerita pendek yang seputar kehidupan Nabi, para sahabat, dan tokoh-tokoh muslim.
Karena isinya yang menarik, serta kandungan hikmah yang banyak, kitab ini dijadikan kajian wajib bagi para santri.
Di pesantren, para kiai membacakan kitab ini di hadapan santri sesaat menjelang berbuka puasa. Kini Anda bisa membacanya sambil santai di rumah, mengambil banyak hikmah yang terkandung di balik kisah-kisah inspiratif di dalamnya.
Nama Ushfûr sendiri berarti burung pipit, Ia salah satu kisah terbaik dalam buku ini, seekor burung mungil yang berhasil menyelamatkan nasib khalifah Umar bin Abdul Aziz di alam kubur.
Dari nama ini lah sang penulis merasa terinspirasi untuk menamai kitabnya dengan nama yang mirip dengan kisah seekor burung pipit itu, yakni, al-Mawaizh al-‘/ushfuriyya.
Jika diartikan secara harafiah, nama itu menjadi Kisah-kisah Teladan dari Seekor Burung Pipit.
Berkat ketenaran kitab ini, penulisnya dikenal luas dengan julukan al-‘Ushfuri, artinya sang pemilik kitab ‘Ushfuriyya, dia adalah seorang ulama sekaligus penyair yang terkenal di Mesir pada abad ke-17.
Tak Heran, Kisah-Kisah Dalam Buku Ini Enak Dibaca, Bernilai Sastra, Mengandung Hikmah yang Dalam, Serta Mampu Menyentuh Hati Para Pembacanya.