“Taubat dari dosa adalah kembali kepada Dzat yang Maha menutupi aib dan mengetahui perkara gaib.
Taubat merupakan stasiun pertama para sâlik (orang yang menuju kepada Allah Swt.) Taubat diibaratkan sebagai modal bagi orang-orang yang ingin mendapatkan kemenangan.
Bagi seorang murîd, taubat adalah langkah awal, bagi para pecinta taubat adalah kunci istiqomah, dan bagi mereka yang telah mencapai derajat muqarrabin, taubat merupakan tempat munculnya orang-orang terpilih dan terkasih.” (Imam al-Ghazali, w 505 H.)
Manusia sebagai insan yang kerapkali melakukan dosa tidak seharusnya berputus asa, pintu ampunan Allah akan selalu terbuka untuk mereka jika mereka ingin bertaubat dengan taubat an-Nasuha.
Taubat harus terus diperbaharui karena disadari atau tidak, manusia pasti akan terus melakukan dosa, baik besar atau kecil.
Banyak hikmah yang dapat kita petik dari isi buku ini, di antaranya kita dapat memahami hakikat taubat itu sendiri; menyesal dari perbuatan dosa yang telah dilakukan, berhenti total dari perbuatan yang serupa, serta bertekad tidak mengulanginya lagi di masa mendatang. Dan cara-cara untuk bertaubat.