Inilah catatan perjalanan selama tiga tahun Sang Maestro Kaligrafi Indonesia yang sarat dengan pelajaran.
Tulisan santai sekaligus kaya inspirasi ini dibuat saat istirahat di tepi sungai, di sela-sela acara, bakda subuh, siang, sore atau tengah malam dan lintas tempat dari Jakarta serta berbagai penjuru Nusantara dan Asia hingga Makkah dan Madinah.
Meski diselingi pelajaran detail dan wawasan historis kaligrafi, menurut penulis buku ini bukan artikel ilmiah, melainkan “guyonan sambil berpikir” dan “pemikiran campur guyon”.
Tujuannya adalah mengajak kawula muda untuk rame-rame senang, ya senang belajar kaligrafi.
“Di mana-mana hatiku senang” menulis dan melukis kaligrafi. Biar kita bisa ketawa membaca cerita sambil berkarya.