Apakah pengetahuan yang meyakinkan itu?
Apakah pengetahuan indrawi dapat kita percaya?
Apakah pengetahuan rasional adalah pengetahuan tertinggi? Adakah pengetahuan di atas akal?
Apakah filsafat harus ditolak oleh seorang muslim?
Bagaimanakah dengan pengetahuan kenabian dan wahyu?
Itulah beberapa pertanyaan yang membuat al-Ghazali gelisah, lalu menyusun buku Bebas dari Kesesatan (al-Munqidz min adh-Dhalal) ini.
Buku yang ada di tangan pembaca ini adalah ikhtiar al-Ghazali untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Dalam buku ini, al-Ghazali melontarkan dalil-dalil yang meyakinkan tentang pengetahuan apa yang semestinya dapat kita jadikan sandaran.
Al-Ghazali pun secara meyakinkan memaparkan dalil mengapa wahyu dan kenabian pun merupakan pengetahuan yang sahih, yang memang berada di luar akal.
Selain itu, yang mendorong beliau untuk menyusun buku ini adalah timbulnya perpecahan dan permusuhan yang sengit antara golongan-golongan pemikiran di masa itu.
Ada empat golongan besar yang ia bedah dalam buku ini: para pendukung ilmu Kalam, penganut madzhab Ta’lim, filsafat dan tasawuf.
Secara panjang lebar, beliau memaparkan kelemahan dan kekuatan masing-masing madzhab—serta memberikan kritik kepada orang yang secara membabi buta menolak atau mendukung sebuah madzhab pemikiran.