Agar sampai kepada Allah, seorang hamba harus menapaki jalan yang berliku, terkadang menanjak dan bahkan terjal.
Buku ini adalah petunjuk agar selamat sampai ke tujuan utama seorang hamba dalam hidupnya, yaitu Allah swt.
Dalam terma tasawuf, sampai kepada Allah disebut wushul. Wushul ini dapat diperoleh oleh hamba Allah yang mampu membersihkan dan membuka ‘ainul bashirah (mata hati).
Agar sampai pada level tersebut, seorang hamba harus melatih dirinya sendiri. Ketika tabir ‘ainulbashirah hamba tersingkap, maka akan membawa hamba menuju pengalaman spiritual tertinggi, yaitu haqqul yaqin.
Orang mengenal Syekh Abu al-Hasan asy-Syadzili sebagai pendiri tarekat Syadziliyyah. Namun tak banyak yang mengenal karyanya.
Buku ini merupakan salah satu karya beliau yang wajib dibaca jika ingin mengenalnya lebih dalam lagi.
Buku ini memuat semua perkataan syekh asy-Syadzili tentang semua hal yang berkaitan dengan tasawuf dan tarekatnya.
Selain itu, buku ini juga memuat informasi tentang etika-etika yang harus diaplikasikan oleh salik, problematika yang biasanya menjadi batu sandungan, himbauan-himbauan yang harus dilakukan pada kondisi tertentu seperti saat meminta kepada Allah misalnya, dan semua hal yang harus dihindari saat menjalani tarekat.
Syekh asy-Syadzili menginspirasi terbitnya buku legendaris berjudul Al-Hikam karya Ibnu Athaillah as-Sakandari.
Keduanya seperti lautan hikmah yang tak bertepi yang siap memuaskan dahaga para salik untuk bertemu Kekasihnya (Allah). Selamat membaca!