Kitab Al-Hikam karya Syekh Ibnu ‘Atha’illah adalah karya monumental yang memancarkan keindahan spiritualitas.
Hikmah dan nasihat yang disampaikannya bukan saja penuh rima tetapi juga kaya makna. Kitab ini di kalangan santri sangat masyhur.
Betapa tidak, puluhan ulama hebat turut andil mensyarahi-nya. Yakni, memberikan penjelasan, komentar, dan catatan secara rinci, agar pembaca (terutama kalangan awam) tidak keliru memahami, sekaligus menambah wawasan seputar pemahaman teks yang baik dan benar.
Salah satu ulama Nusantara yang ikut mensyarahi kitab Al-Hikam ini adalah KH. Sholeh Darat As-Samarani. Maha guru ulama Nusantara ini menulis Syarah Al-Hikam secara bernas dengan bahasa yang mudah dipahami pada masanya, bilisanil jawi al-mirikiyyah (dengan bahasa Jawa beraksara Arab-Pegon).
Kehadiran buku ini menerjemah ulang gagasan Kiai Sholeh Darat ke dalam bahasa Indonesia, sehingga Syarah Al-Hikam beliau bisa dipetik secara lebih luas.
Kalimat-Kalimat Pendek Sarat Makna, Dengan Bahasa Sederhana Berbalut Keindahan Sastra, Menjadikan Buku ini Renyah, Namun Tak Menghambat Jalan Pesan yang Disampaikannya.